Selasa, 13 Desember 2016

Golongan Darah

Setelah membahas apa itu darah, agilpedia kali ini akan membahas “golongan darah”.


Secara sederhananya, pelajaran mengenai pengklasifikasian darah telah kita dapatkan di bangku kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP), pada mata pelajaran IPA yakni tentang pewarisan sifat. Saya mau nyombong nih, pada pelajaran ini sewaktu SMP, pada saat ulangan mengenai pewarisan sifat saya mendapatkan nilai 95!(ngibas jambul)(sombong). Padahal saya merasa saya orang paling bodoh pada pelajaran ini. Benar saja mempelajari pewarisan sifat (genetika) tidaklah mudah. Maka dari itu, mengenai golongan darah akan diuraikan pada artikel kali ini.

Gambar 1
Penggambaran golongan darah dalam animasi

Dilansir dari Wikipedia, Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhensus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. Jan Janskýdi pada tahun 1907 mengklasifikasikan darah manusia ke dalam empat grup, yang hingga kini masih digunakan.

Golongan darah adalah sistem klasifikasi darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen tertentu di permukaan sel darah merah (eritrosit).  Untuk mempermudah ilustrasi, saya akan menggunakan analogi donat dan taburan di permukaannya (topping). Kenapa saya pake analogi ini? Karena eritrosit yang berbentuk bulat pipih dan cekung di tengah, sepertinya agak mirip dengan donat. Hehehe.
Gambar 2
Pengumpamaan eritrosit darah dengan donat
Ada 4 tipe donat. Sebagian orang di dunia ini punya donat dengan taburan di permukaannya (anggap saja kismis) yang menyerupai A. Kita sebut saja orang2 yang punya donat ini, Tipe A. Sebagian orang lain punya donat dengan topping pada permukaannya yang menyerupai B. Kita sebut orang2 yang punya donat ini, Tipe B. Sebagian orang lagi, sepertinya agak rakus, punya donat dengan topping A dan B. Sebut saja orang dengan donat ini, Tipe AB. Ada pula orang-orang yang suka donatnya polos, ga pake topping. Kita sebut orang2 dengan donat polos itu, Tipe O. Jangan terkecoh. Ga ada ya topping O. Mungkin lebih make sense kalo kita bilang, type zero.
Jadi maksud analogi donat dan taburan di atasnya itu apa? Donat itu adalah eritrosit. Taburan / topping adalah antigen yang nempel di permukaan eritrosit. Donat tipe A sampe O, masing-masing adalah golongan darah A, gol.darah B, gol.darah AB, dan gol. darah O. 
Gambar 3
Eritrosit golongan darah
Gambar 4
Gambaran antigen golongan darah
Antigen itu sendiri apa? Antigen adalah zat (biasanya berupa protein atau polisakarida) yang memicu respon kekebalan dalam tubuh. Karena antigen A atau B udah “alami” terdapat dalam tubuh, antigen A atau B teridentifikasi sebagai bagian dari tubuh kita (self antigen). Di sisi lain, tubuh kadang kemasukan antigen asing (foreign antigen) dari lingkungan luar yang berpotensi menimbulkan kerusakan, bisa melalui makanan, pernapasan, kulit, dll. Ketika ada antigen asing yang masuk, tubuh akan meresponnya dengan memproduksi antibodi sebagai bentuk pertahanan (imunitas). Sederhananya, antibodi adalah zat yang berisi memori untuk mengidentifikasi antigen tertentu. Misal, “antibodi campak” untuk mengidentifikasi “antigen campak”. Ketika ada antigen virus campak masuk ke dalam tubuh kita, kalo tubuh udah punya antibodi campak (mungkin pas kecil dikasih vaksinasi campak), eits, dengan cepat antibodi ini akan menghidupkan alarm system imunitas tubuh untuk langsung melawan virus campak tadi sebelum menginfeksi dan beneran membuat kita kena campak.
Jadi, udah bisa bedakan ya. Antigen itu yang merangsang respon imun. Antibodi itu hasil produksi sistem imun untuk melawan antigen (asing). Nah, makanya penting sekali untuk tubuh kita memiliki sebanyak mungkin antibodi agar bisa mengidentifikasi sebanyak mungkin antigen yang berpotensi menimbulkan kerusakan dalam tubuh kita.
TAPIII.. Tubuh kita TIDAK BISA punya antibodi yang sama dengan antigen pada permukaan sel darah. Kalo darah kamu udah punya antigen A, NDA BOLEH banget darah kamu punya antibodi anti-A. Kenapa? Karena kalo begitu, dia akan nyerang tubuh kamu sendiri. Kalo antigen A ketemu antibodi anti-A, darahnya akan menggumpal (aglutinasi) yang kemudian bisa berdampak kematian pada si pasien. Makanya orang dengan antigen A (gol. darah A) punyanya antibodi anti-B, dan orang dengan antigen B (gol.darah B) punyanya antibodi anti-A. Dengan demikian, orang dengan gol.darah A ga bisa memberikan donor darah ke orang gol.darah B, begitu juga sebaliknya.

Prinsip inilah yang di-discover oleh Karl Landsteiner yang kemudian menjadi dasar transfusi darah hingga kini. Saya harap sampe di sini sobat blogger udah lumayan ngerti ya logikanya, jadi nda perlu lagi tuh sobat blogger hafalin tabel transfusi darah, hehe.
Referensi: 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar