Setelah membahas apa itu darah, agilpedia kali ini akan membahas “golongan darah”.
Secara sederhananya, pelajaran
mengenai pengklasifikasian darah telah kita dapatkan di bangku kelas 9 Sekolah
Menengah Pertama (SMP), pada mata pelajaran IPA yakni tentang pewarisan sifat. Saya
mau nyombong nih, pada pelajaran ini sewaktu SMP, pada saat ulangan mengenai
pewarisan sifat saya mendapatkan nilai 95!(ngibas jambul)(sombong). Padahal saya
merasa saya orang paling bodoh pada pelajaran ini. Benar saja mempelajari
pewarisan sifat (genetika) tidaklah mudah. Maka dari itu, mengenai golongan
darah akan diuraikan pada artikel kali ini.
Gambar 1
Penggambaran golongan darah dalam animasi
Dilansir dari Wikipedia, Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhensus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO. Jan Janskýdi pada tahun 1907 mengklasifikasikan darah manusia ke dalam empat grup, yang hingga kini masih digunakan.
Golongan darah adalah
sistem klasifikasi darah berdasarkan ada atau tidaknya antigen tertentu di
permukaan sel darah merah (eritrosit). Untuk mempermudah ilustrasi, saya
akan menggunakan analogi donat dan taburan di permukaannya (topping).
Kenapa saya pake analogi ini? Karena eritrosit yang berbentuk bulat pipih dan
cekung di tengah, sepertinya agak mirip dengan donat. Hehehe.
Gambar 2
Pengumpamaan eritrosit darah dengan donat
Pengumpamaan eritrosit darah dengan donat
Ada 4 tipe donat.
Sebagian orang di dunia ini punya donat dengan taburan di permukaannya (anggap
saja kismis) yang menyerupai A. Kita sebut saja orang2 yang punya donat ini,
Tipe A. Sebagian orang lain punya donat dengan topping pada
permukaannya yang menyerupai B. Kita sebut orang2 yang punya donat ini, Tipe B.
Sebagian orang lagi, sepertinya agak rakus, punya donat dengan topping A
dan B. Sebut saja orang dengan donat ini, Tipe AB. Ada pula orang-orang yang
suka donatnya polos, ga pake topping. Kita sebut orang2 dengan
donat polos itu, Tipe O. Jangan terkecoh. Ga ada ya topping O.
Mungkin lebih make sense kalo kita bilang, type zero.
Jadi maksud analogi
donat dan taburan di atasnya itu apa? Donat itu adalah eritrosit. Taburan / topping
adalah antigen yang nempel di permukaan eritrosit. Donat tipe A sampe O, masing-masing
adalah golongan darah A, gol.darah B, gol.darah AB, dan gol. darah O.
Gambar 3
Eritrosit golongan darah
Eritrosit golongan darah
Gambar 4
Gambaran antigen golongan darah
Gambaran antigen golongan darah
Antigen itu sendiri
apa? Antigen adalah zat (biasanya berupa protein atau polisakarida)
yang memicu respon kekebalan dalam tubuh. Karena antigen A atau B
udah “alami” terdapat dalam tubuh, antigen A atau B teridentifikasi sebagai
bagian dari tubuh kita (self antigen). Di sisi lain, tubuh kadang
kemasukan antigen asing (foreign antigen) dari lingkungan luar yang
berpotensi menimbulkan kerusakan, bisa melalui makanan, pernapasan, kulit, dll. Ketika
ada antigen asing yang masuk, tubuh akan meresponnya dengan memproduksi
antibodi sebagai bentuk pertahanan (imunitas). Sederhananya, antibodi
adalah zat yang berisi memori untuk mengidentifikasi antigen tertentu. Misal,
“antibodi campak” untuk mengidentifikasi “antigen campak”. Ketika ada antigen virus
campak masuk ke dalam tubuh kita, kalo tubuh udah punya antibodi campak
(mungkin pas kecil dikasih vaksinasi campak), eits, dengan cepat antibodi ini
akan menghidupkan alarm system imunitas tubuh untuk langsung
melawan virus campak tadi sebelum menginfeksi dan beneran membuat kita kena
campak.
Jadi, udah bisa
bedakan ya. Antigen itu yang merangsang respon imun. Antibodi itu hasil
produksi sistem imun untuk melawan antigen (asing). Nah, makanya
penting sekali untuk tubuh kita memiliki sebanyak mungkin antibodi agar bisa
mengidentifikasi sebanyak mungkin antigen yang berpotensi menimbulkan kerusakan
dalam tubuh kita.
TAPIII.. Tubuh kita
TIDAK BISA punya antibodi yang sama dengan antigen pada permukaan sel darah. Kalo
darah kamu udah punya antigen A, NDA BOLEH banget darah kamu punya antibodi
anti-A. Kenapa? Karena kalo begitu, dia akan nyerang tubuh kamu
sendiri. Kalo antigen A ketemu antibodi anti-A, darahnya akan menggumpal
(aglutinasi) yang kemudian bisa berdampak kematian pada si pasien. Makanya
orang dengan antigen A (gol. darah A) punyanya antibodi anti-B, dan orang
dengan antigen B (gol.darah B) punyanya antibodi anti-A. Dengan demikian, orang
dengan gol.darah A ga bisa memberikan donor darah ke orang gol.darah B, begitu
juga sebaliknya.
Prinsip inilah yang
di-discover oleh Karl Landsteiner yang kemudian menjadi dasar transfusi
darah hingga kini. Saya harap sampe di sini sobat blogger udah lumayan
ngerti ya logikanya, jadi nda perlu lagi tuh sobat blogger hafalin tabel
transfusi darah, hehe.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar